Makalah Perekonomian di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. PARIWISATA
Pariwisata merupakan suatu tempat yang memiliki daya tarik dan nilai
komoditas yang dapat digunakan oleh masyarakat lokal maupun mancanegara untuk
berekreasi dan menghabiskan waktu luangnya, serta hal tersebut juga dapat
dijadikan sebagai pendapatan devisa bagi negara.
1. Sasaran Pembangunan
Pariwisata
Sasaran pembangunan kepariwisataan adalah tingkat pertumbuhan kunjungan
wisman per tahunnya dan mantapnya pariwisata sebagai sektor andalan yang
membuka lapangan kerja serta kesempatan usaha yang seluas-luasnya bagi
masyarakat.
2. Kebijakan
Pemerintah untuk Mewujudkan Sasaran
Untuk mencapai sasaran yang dikemukakan tersebut diatas, maka kebijaksanaan
pemerintah dalam pembangunan kepariwisataan adalah rneningkatkan pariwisata
sebagai sektor andalan, meningkatkan daya saing kepariwisataan nasional, mengembangkan pariwisata Nusantara,
meningkatkan sumber daya manusia, serta meningkatkan peran serta
koperasi, swasta, dan masyarakat. Secara lebih lengkapnya, untuk
mewujudkan pembangunan kepariwisataan dilaksanakan melalui dua program pokok dan lima program
penunjang.[1]
a. Program Pokok
1) Pemasaran Dalam
Negeri
Tujuan kegiatan utama pemasaran dalam negeri adalah meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat
tentang kepariwisataan serta
memperkenalkan objek dan daya tarik wisata Indonesia
kepada masyarakat Indonesia sendiri.
Pengembangan
pariwisata Nusantara dilakukan melalui berbagai kegiatan, antara lain: pembinaan
masyarakat dengan membentuk Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) yang merupakan
kelompok swadaya dan swakarsa masyarakat yang berfungsi sebagai penggerak
pembangunan pariwisata melalui peningkatan daya tarik pariwisata dengan
pemasyarakatan Sapta Pesona yaitu Aman, Bersih, Tertib, Sejuk, Indah,
Ramah-tamah, dan Kenangan.
Menyadari sangat besarnya
potensi wisatawan remaja dan pemuda, maka kegiatan wisata remaja dan pemuda di
berbagai daerah terus dipacu antara lain melalui safari remaja nusantara,
jambore wisata remaja, berbagai lomba kreativitas remaja untuk lebih
meningkatkan pengenalan remaja akan berbagai objek dan daya tarik wisata yang
tersebar di berbagai wilayah tanah. Di samping itu, upaya untuk mengembangkan
wisata lanjut usia (lansia) yang berdasarkan pengamatan mempunyai potensi yang
cukup besar di Indonesia. Upaya-upaya tersebut didukung dengan publikasi
berbagai bahan promosi.
2) Pemasaran Luar
Negeri
Kegiatan
pemasaran luar negeri bertujuan untuk mempromosikan dan memperkenalkan potensi
dan keunikan objek dan daya tarik wisata Indonesia baik alam, budaya maupun
minat khusus agar dapat dipasarkan di luar negeri sehingga meningkatkan arus
kedatangan wisman ke lndonesia.
Pemasaran ke luar negeri dilakukan melalui dua pendekatan yaitu pertama
melalui kantor Pusat Promosi Pariwisata Indonesia (P31) yang pada dasarnya
bertujuan untuk memantapkan dan mengembangkan
pasar-pasar yang ada saat ini, dan kedua melalui Badan Promosi Pariwisata
Indonesia (BPPI). Kegiatan
pemasaran pariwisata ke luar negeri oleh BPPI dilaksanakan dengan
intensifikasi dan ekstensifikasi promosi pada pasar-pasar
utama serta pada pasar-pasar yang potensial untuk dikembangkan. Misi yang diharapkan
dari BPPI ini adalah untuk menarik
wisman yang selama ini masih terpusat pada Bali agar dapat ditarik pula untuk mengunjungi
daerah tujuan wisata lainnya di Indonesia.
Pendekatannya
disesuaikan dengan segmen wisman masing-masing negara yang terpilih, antara
lain melalui pemasangan iklan di beberapa jaringan televisi internasional,
iklan cetak pada kelompok sasaran wisman berpenghasilan tinggi, serta pembuatan
dan pendistribusian bahanbahan promosi cetak dan juga melalui distribusi lebih
dari satu setengah juta eksemplar brosur, majalah dan suplemen dalam berbagai
bahasa di berbagai majalah internasional. Pada masa mendatang berbagai kemajuan
dalam bidang teknologi informasi akan lebih dimanfaatkan untuk promosi
pariwisata.
Bentuk promosi
lain yang dilakukan untuk memperluas pasar wisatawan adalah familirization tour
dengan mengundang penulis dan fotografer luar negeri seperti dari Asia, Eropa
dan Amerika yang mempunyai reputasi internasional untuk berkunjung ke
wilayah-wilayah pariwisata untuk kemudian dipublikasikan melalui media cetak
luar negeri. Juga termasuk di dalamnya pembuatan film dokumenter kepariwisataan
Indonesia.
b. Program Penunjang
1) Program Pengendalian Pencemaran
Lingkungan Hidup
Program
pengendalian pencemaran Iingkungan hidup bertujuan untuk mengembangkan objek
dan daya tarik wisata yang ramah lingkungan sehingga dapat memberikan
kontribusi terhadap pelestarian lingkungan serta berkurangnya dampak-dampak
negatif dari pengembangan pariwisata. Program tersebut diharapkan mendapat
perhatian internasional. Kegiatan yang perlu dilakukan oleh pemerintah
meliputi, pemantauan pengelolaan lingkungan yang mencakup penyiapan dokumen
upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan serta penyuluhan.
Kegiatan
tersebut akan lebih ditekankan pada daerah-daerah yang dikatagorikan terpencil
seperti di propinsi Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Nusa
Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku
dan Irian Jaya. Kegiatan lainnya adalah penyusunan standar-standar teknis
pengelolaan lingkungan kawasan wisata antara lain dalam pengolahan limbah
hotel, pengembangan pantai lestari, dan pengembangan pariwisata dengan tidak
merusak terumbu karang.
2) Program Pendidikan, Pelatihan, dan
Penyuluhan Pariwisata
Program
pendukung yang juga terus dikembangkan dan dimantapkan adalah program
pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan pariwisata. Untuk memenangkan persaingan
yang semakin ketat di tingkat sub regional dan global dalam pengembangan
pariwisata sumber daya manusia memegang peranan penting mulai tahap perencanaan
sampai dengan tingkat pelayanan wisatawan.
Selain
dilaksanakan melalui fasilitas pendidikan tersebut, beberapa usaha jasa pariwisata
atau kawasan-kawasan wisata juga turut melaksanakan pendidikan-pelatihan
khususnya pada masyarakat setempat sehingga dapat membantu penyediaan
tenaga-tenaga kerja pariwisata yang siap pakai.
3) Program Penelitian dan Pengembangan
Pariwisata
Program
pembangunan pariwisata tidak akan mencapai hasil yang optimal tanpa didukung
oleh program penelitian dan pengembangan pariwisata. Program tersebut
dilaksanakan dengan berbagai kajian dan penelitian di bidang kepariwisataan
sehingga dapat menghasilkan metode atau cara-cara baru, standar-standar teknis
pengembangan pariwisata, serta proyeksi-proyeksi bagi pengambilan keputusan dan
perumusan kebijaksanaan pembangunan kepariwisataan.
Adapun
usaha yang terus dilakukan yakni penyusunan sistem informasi dan dokumentasi
sumber daya manusia pariwisata, peningkatan kemampuan kualitas tenaga peneliti
serta pelaksanaan penelitian bidang pemasaran dan pengembangan produk wisata,
dan penelitian kebutuhan masyarakat akan pelayanan jasa pariwisata. Selain itu
dilakukan pula pemantapan dan pengembangan bank data serta sistem informasi
pariwisata, penyusunan statistik kunjungan wisman tahunan, pengembangan standar
teknis dan metode pelayanan wisata, penelitian wisman yang akan meninggalkan
Indonesia, serta penyusunan Sistem Pariwisata Nasional.
4) Program Pembangunan Prasarana
Pariwisata
Keberhasilan
pembangunan pariwisata termasuk pengembangan pariwisata di daerah sangat
ditentukan oleh dukungan prasarana yang menunjang seperti transportasi, telekomunikasi,
listrik, dan air bersih. Dengan demikian sangat diperlukan adanya koordinasi
yang intensif antara pemerintah pusat dan daerah, antara instansi pemerintahan
di tingkat pusat, dan antara pemerintah dengan pihak swasta dalam upaya
pengembangan pariwisata.
Untuk
melaksanakan koordinasi yang baik dan tepat sasaran salah satu programnya
adalah merintis kerjasama antar sektor terkait untuk menyusun rencana jangka
pendek, dan menengah pembangunan prasarana penunjang pariwisata dalam rangka
mewujudkan sasaran pembangunan pariwisata sebagai penghasil devisa utama
nasional.
Sejumlah
rekomendasi kebijaksanaan yang didasarkan pada pola dan kecenderungan
perkembangan pariwisata di tingkat lokal, nasional, regional maupun global
telah dirumuskan oleh forum tersebut. Rekomendasi dimaksud antara lain:
Menyangkut
keterpaduan program-program pemasaran, usaha-usaha pariwisata, dan pemerintah
daerah, pengembangan produk wisata khususnya mengenai preservasi, pemanfaatan
dan revitalisasi kawasan budaya atau bangunan bersejarah sebagai salah satu
asset pariwisata nasional, kemudahan pihak swasta dalam pengembangan objek dan
daya tarik wisata, pengembangan aksesibilitas khususnya mengenai penyediaan
kapasitas tempat duduk pesawat udara, dan pengembangan sumber daya manusia baik
yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.
5) Program Pembinaan dan Pengembangan
Kebudayaan dan Kesenian
Mengembangkan
kebudayaan dan kesenian daerah sebagai salah satu daya tarik pariwisata, maupun
dalam rangka memperkuat jati diri dan kepribadian bangsa, merupakan salah
tujuan dari program pembinaan dan pengembangan kebudayaan dan kesenian. Dengan
perkataan lain pengembangan pariwisata seyogyanya merupakan bagian dari atau
merupakan kesatuan dengan pengembangan kebudayaan dan kesenian secara
keseluruhan.
Setiap
tahunnya dilaksanakan berbagai acara festival budaya dan promosi yang
menonjolkan budaya dan kesenian daerah di Indonesia, di samping pengiriman
misi-misi kebudayaan dan kesenian Indonesia pada acara promosi kepariwisataan
nasional di luar negeri diantaranya di Singapura, Korea Selatan, Tokyo, Berlin,
Italia, Amerika Serikat, dan Australia. Juga dikaitkan dengan upaya
melestarikan dan merevitalisasi asset-asset budaya dan kawasan-kawasan budaya
seperti keraton, dan bangunan-bangunan bersejarah sebagai salah satu asset
pariwisata nasional. Asset-asset budaya dan kawasankawasan etnis yang
potensial cukup banyak namun karena kurang pengelolaan dan pemeliharaan asset
tersebut mengalami kerusakan.
3. Faktor Penghambat dan Pendukung Pembangunan Pariwisata
v Adapun faktor penghambat untuk pengembangan
kepariwisataan yakni diantaranya:
a) Adanya berbagai isu telah mengganggu
program kepariwisataan, seperti isu mengenai kolera.
b) Bencana asap akibat kebakaran hutan
yang terjadi di berbagai daerah dan musim kemarau yang berkepanjangan telah
menyebabkan pembatalan rencana kunjungan sebagian wisman ke Indonesia.
c) Kurangnya kesadaran masyarakat akan
asset daerah-daerah wisata, sehingga menjadikan tempat-tempat kurang mendapat
perawatan.
v Adapun faktor pendukung untuk
pengembangan kepariwisataan yakni diantaranya:
a) Adanya berbagai kerjasama bilateral terus
dikembangkan, antara lain antara
Indonesia dengan Singapura, dan antara Indonesia dengan Australia dan negara-negara lainnya.
b) Adanya penyediaan sarana pendukung
wisata seperti terdapat
penambahan daya tampung akomodasi penginapan.
c) Penggunaan teknologi informasi
secara lebih luas terus dilakukan sehingga dapat mempermudah para wisatawan
untuk menikmati liburannya.
d) Adanya usaha perjalanan wisata (UPW)
beserta pimpinan wisata dan pramuwisata.
B. POS DAN
TELEKOMUNIKASI
Pos dan telekomunikasi merupakan
sarana yang digunakan kalangan masyarakat untuk menyampaikan pesan kepada orang
lain, baik secara lisan maupun tertulis.
1. Sasaran Pembangunan
Pos dan Komunikasi
Sasaran pembangunan pos dan giro
adalah:
a. Kukuhnya
kemampuan pos dan telekomunikasi untuk mendukung perekonomian yang mandiri dan
hadal.
b. Semua kecamatan,
kawasan potensial perkotaan dan pedesaan yang ada dapat dilayani dengan
fasilitas fisik pelayanan pos dan unit
pelayanan bergerak
c. Pelayanan pos
komersial dan pelayanan pos cepat sudah menjangkau semua kantor pos
d. Pelayanan pos
elektrik telah mencakup semua kantor pos potensial
e. Peningkatan mutu pelayanan, efisiensi dan produktivitas,
diversifikasi pelayanan, mekanisasi dan otomatisasi
f. Penambahan jumlah komputer untuk
pengembangan pelayanan, serta penyerapan tenaga
kerja
2. Kebijakan Pemerintah untuk Mewujudkan Sasaran
Dalam rangka mencapai sasaran tersebut, kebijaksanaan pokok pembangunan pos
dan giro adalah meningkatkan keberhasilan waktu tempuh termasuk memperluas
jangkauan pelayanan, meningkatkan mutu, jenis dan efisiensi pelayanan,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan dan teknologi,
meningkatkan peranserta koperasi dan swasta, serta meningkatkan fungsi pos dan
giro sebagai penghimpun dana masyarakat.[3]
Adapun sasaran
pembangunan telekomunikasi internasional adalah
peningkatan pelayanan keberhasilan sambungan dan
keberhasilan sambungan keluar. Dalam
rangka mencapai sasaran tersebut, kebijaksanaan pokok telekomunikasi yakni
meningkatkan jangkauan, pemerataan pelayanan, mutu dan efisiensi pelayanan;
meningkatkan peranserta koperasi dan swasta, meningkatkan penguusaan dan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penyelenggaraan telekomunikasi,
meningkatkan pengembangan industri telekomunikasi,
meningkatkan penggunaan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta meningkatkan pengembangan telekomunikasi khusus dan
telekomunikasi hankam.
Serangkaian
upaya tersebut dilaksanakan melalui dua program pokok, yaitu program
pengembangan jasa pos dan giro, dan program pengembangan jasa telekomunikasi,
serta dua program penunjang yaitu program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan,
dan program penelitian dan pengembangan pos dan telekomunikasi.
a. Program Pokok
1) Program
Pengembangan Jasa Pos dan Giro
Program
pengembangan jasa pos dan giro. bertujuan untuk meningkatkan jangkauan, mutu, dan efisiensi
pelayanan. Program ini meliputi berbagai kegiatan pokok yaitu pembangunan
gedung kantor, pengadaan kendaraan baik yang beroda enam, empat, dua serta
sepeda, modernisasi loket pelayanan, pengembangan dan perluasan jasa, dan
peningkatan efisiensi, produktivitas serta kenyamanan lingkungan pelayanan.
a) Pembangunan Gedung Kantor
Melalui strategi pengembangan service point (SPSP) pelayanan kantor pos di
daerah-daerah terpencil dan perdesaan dapat semakin digalakkan dengan
penyediaan unit-unit pelayanan khusus.
b) Pengadaan Kendaraan
Jumlah kendaraan untuk armada pos keliling dari tahun ke tahun terus ditingkatkan
meskipun membutuhkan proses. Akan tetapi, dengan dukungan pengembangan
strategi baru, diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitasnya
sehingga dan memberikan jangkauan
pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat.
c) Modernisasi Loket
Pemanfaatan teknologi komputer untuk menunjang modernisasi
loket pelayanan selain telah digunakan untuk pos kilat khusus, pos patas, kode
pos, loket terpadu, Express Mail Services (EMS) dan surat elektronik, juga
telah digunakan untuk mengembangkan berbagai pelayanan jasa pos dan giro
melalui Internet (Wasantara Net). Selain itu, sarana dan peralatan penunjang
seperti bis surat, timbangan elektronik untuk paket pos, timbangan surat, mesin
cap dan mesin hitung uang telah meningkat pula.
d) Pengembangan dan Perluasan Jasa
Pengenalan berbagai jasa pelayanan baru yaitu: Ratron
Simpati, yang merupakan telegram indah ucapan selamat, Pos Serba Ada (Poserba)
yaitu belanja kebutuhan sehari-hari lewat pos, Belanja Lewat Pos (BLP) untuk
produk-produk khusus, Bulk Mail Services (BMS) yaitu pelayananan khusus untuk
kiriman bisnis, pelayanan penjualan telepon kartu, penjualan perangko melalui
mesin otomatis, Pos Sekolah yaitu pelayanan jasa pos dan giro di
sekolah-sekolah, pembinaan koperasi dan swasta terutama usaha skala
kecil dan menengah melalui kerjasama dalam
bentuk keagenan pelayanan pos dan
giro ataupun penjualan benda pos dan
lain-lain.
e) Peningkatan Efisiensi, Produktivitas
serta Lingkungan
Upaya untuk peningkatan efisiensi dan produktivitas
digalakkan antara lain dengan membentuk divisi-divisi untuk mengelola unit-unit
usaha sehingga semakin produktif dan efisien. Adapun upaya pengembangan dan
peningkatan efisiensi dan produktifitas tersebut bertujuan untuk mempercepat
pelayanan jasa pengiriman barang, pengembangan dan penerapan statistik produksi
pos, akuntansi, keuangan, dan jejak lacak kiriman pos serta sekaligus mendukung
pelayanan Westron dan Ratron.
Sejalan dengan itu evaluasi dan penyempurnaan terhadap efisiensi pemanfaatan sumber
daya terus ditingkatkan diantaranya penyempurnaan
sistem transportasi pelayanan pos dan giro, reklasifikasi
kantor pos, standarisasi peralatan yang mencakup standarisasi kemasan paket,
kantong pos laut dan udara, serta produktivitas yang diukur melalui jumlah
surat perpegawai.
2) Program Pengembangan Jasa Telekomunikasi
Program
pengembangan jasa telekomunikasi bertujuan untuk meningkatkan jangkauan, mutu dan
efisiensi pelayanan jasa telekomunikasi. Kegiatannya meliputi pembangunan
sentral telepon, pembangunan
sistem transmisi, peningkatan mutu pelayanan, pengendalian
frekuensi radio dan pemanfaatan orbit satelit, peningkatan peranserta koperasi dan
swasta, dan pengembangan standardisasi
peralatan. Pelaksanaan masing-masing kegiatan antara
lain meliputi berbagai hal sebagai berikut:
a) Pembangunan Sentral Telepon
Untuk mendukung upaya pemerataan penyediaan jasa telekomunikasi
kepada seluruh lapisan masyarakat antara lain telah dibangun telepon umum dan wartel. Dengan
demikian, maka setiap masyarakat dapat menikmati akses komunikasi dengan mudah.
b) Pembangunan Sistem Transmisi
Dalam
rangka meningkatkan pelayanan telekomunikasi dalam dan luar negeri terus
dilanjutkan pembangunan dan pengembangan transmisi teresterial di Sumatera dan
Jawa serta pembangunan fasilitas telekomunikasi perdesaan. Seiring dengan itu
telah dilakukan perluasan transmisi gelombang mikro digital lintas Sumatera,
Nusa Tenggara, lintas Kalimantan, perluasan sistem komunikasi kabel laut
(SKKL).
e) Peningkatan Mutu Pelayanan
Seperangkat
upaya dilakukan untuk mengintegrasikan pembangunan sentral telepon, jaringan
kabel atau radio, transmisi dan sarana penunjangnya, menekan jumlah kerusakan dan
mempercepat waktu perbaikan serta meningkatkan kemampuan operasi dan
pemeliharaan seluruh fasilitas telekomunikasi. Demikian pula terus dilakukan
perbaikan struktur tarif yang lebih sesuai untuk jasa dasar dan jasa nilai
tambah dengan memperhatikan kepentingan pelanggan.
f) Pengendalian Frekuensi Radio dan
Pemanfaatan Orbit Satelit
Dalam
rangka pengendalian frekuensi radio dan pemanfaatan orbit satelit dilakukan pembangunan
baru dua Stasiun Tetap, empat
Stasiun Bergerak, dan tiga Stasiun Pelacak
Frekuensi Otomatis.
g) Peningkatan Peran Serta Koperasi dan
Swasta
Upaya peningkatan mutu pelayanan, PT Indosat dan PT
Telkom sebagai BUMN yang bergerak dalam bidang telekomunikasi telah berhasil
memasuki pasar modal internasional. Dengan demikian, kedua perusahaan tersebut
diharapkan dapat memperbaiki struktur permodalannya, dan meningkatkan
kemampuannya untuk melakukan pembangunan dalam jangka waktu panjang,
meningkatkan efisiensi serta menciptakan mekanisme manajemen yang lebih
terbuka.
Peluang emas bagi swasta untuk turut serta dalam pembangunan
telekomunikasi telah terbuka lebar sejak dilakukannya pola Kerja Sama Operasi
(KSO), yang meliputi pembangunan telepon baru. Melalui program KSO tersebut
diharapkan tersedianya dana pembangunan yang Iebih besar, peningkatan sumber
daya manusia, penggunaan teknologi baru, serta peningkatan mutu dan efisiensi
pelayanan telekomunikasi. Untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
luas, dua puluh persen dari jumlah dana investasi tahunan unit KSO dipergunakan
untuk biaya keperintisan dan pelayanan telekomunikasi untuk umum atau lebih
dikenal dengan sebutan Universal Service Obligation (USO).
h) Pengembangan Standardisasi Peralatan
Pengembangan standardisasi peralatan telekomunikasi yakni
dengan menyempurnakan Rencana Dasar Teknis, untuk rencana penomoran, interkoneksi
antar jaringan, pembebanan, routing, transmisi, pensinyalan, peralatan sentral
telepon, sinkronisasi jaringan, ketersediaan dan keamanan jaringan, manajemen
jaringan, akses pelanggan, serta penyelenggaraan pelayanan.
Di samping itu terus digiatkan koordinasi antar instansi
pemerintah dan swasta yang terkait dalam rangka penyebar luasan ketentuan
pelaksanaan standardisasi serta persiapan laboratorium yang digunakan sebagai
laboratorium penguji peralatan telekomunikasi.
b. Program Penunjang
1) Program
Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan
Program
pendidikan, pelatihan dan penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
profesional sumber daya manusia pos dan telekomunikasi. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan mutu dan sumber daya manusia telekomunikasi yang berkemampuan
memadai untuk menunjang pernbangunan nasional, mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi, mewujudkan keunggulan bidang telekomunikasi, menyiapkan tenaga
ahli dan mengembangkan penelitian di bidang telekomunikasi.
Untuk
mempercepat penyediaan tenaga terdidik dan tenaga kerja ahli telekomunikasi
telah dibentuk Yayasan Pendidikan Telekomunikasi dan Informasi. Di samping itu,
guna menghasilkan lulusan lembaga pendidikan telekomunikasi yang mempunyai
keterkaitan dan kesepadanan (link and match) dengan kebutuhan dunia kerja,
telah dilaksanakan program magang kerja bagi peserta didik di PT Telkom, PT
Indosat dan perusahaan-perusahaan lain yang bergerak di bidang telekomunikasi.
2) Program Penelitian dan Pengembangan
Pos dan Telekomunikasi
Program
penelitian dan pengembangan pos dan telekomunikasi dilaksanakan antara lain
dengan kegiatan-kegiatan: penelitian sistem telekomunikasi nasional,
penelitian kebutuhan masyarakat akan jasa pos dan telekomunikasi, penelitian
dampak ekonomi pos dan telekomunikasi, penyusunan rencana induk jaringan
pelayanan pos dan giro serta strategi peningkatan pelayanannya, analisa
pengadaan transportasi kendaraan pos pada jalur yang menguntungkan.
Analisa
kebijakan di bidang pos telekomunikasi dan frekuensi radio, yakni perencanaan
(desain) gedung kantor pos, implementasi Sistem Informasi Pos dan
Telekomunikasi, penyusunan Rencana Induk Pembangunan wilayah Digital Cellular,
kelayakan penentuan jumlah perusahaan jasa titipan disetiap propinsi,
penelitian jangkauan titik layanan, pengembangan sumber daya manusia perposan,
dukungan pos dan giro dalam industri pariwisata, penelitian strategi perposan
nasional, penyusunan standar nasional Indonesia untuk perangkat pos dan
telekomunikasi, dan persiapan prasarana telekomunikasi menunjang Telematika
Indonesia untuk meningkatkan daya saing Indonesia.
3) Telekomunikasi Khusus
Dalam
hal ini upaya yang dilakukan pemerintah yakni menyelenggarakan berbagai
kegiatan pengembangan telekomunikasi khusus dan hankam. Salah satu upaya
tersebut yang bertujuan untuk membantu pelayaran adalah menggunakan stasiun
radio pantai yang berfiingsi untuk menerima dan memancarkan berita antara lain
berita mara bahaya.
Fasilitas
lain yang diberikan oleh pemerintah yakni fasilitas sistem komunikasi
pertahanan keamanan terus disesuaikan dengan perkembangan teknologi untuk dapat
mendukung secara efektif kelancaran tugas pertahanan keamanan di seluruh
wilayah tanah air. Sedangkan jaringan komunikasi radio trunking dipergunakan
untuk keperluan komunikasi taktis. Radio trunking tersebut dikembangkan dengan
sistem pengamanan khusus untuk menjaga kerahasiaan dalam kegiatan
operasionalnya. Selain itu dipergunakan telepon sewa untuk berkomunikasi.
3. Faktor Penghambat dan Pendukung Pembangunan Pariwisata
v Adapun
faktor-faktor yang penghambat pembangunan Pos dan Telekomunikasi diantaranya
sebagai berikut:
1. Kurangnya
kesediaan prasarana dan sarana pos dan komunikasi serta tingkat pemilihan akses
dan aset terhadap penggunaan Pos dan Telekomunikasi tersebut.
2. Sulit
terjangkaunya akses untuk daerah-daerah terpencil yang hal tersebut dapat
menimbulkan penurunan pada tingkat kepuasan pengguna layanan Pos dan
Telekomunikasi.
3. Kurangnya
kemampuan sumber daya manusia dalam memanfaatkan fasilitas Pos dan
Telekomunikasi yang tersedia.
4. Minimnya
pengetahuan masyarakat mengenai berbagai fasilitas yang disediakan Pos dan
Telekomunikasi.
v Adapun
faktor-faktor pendorong pembangunan Pos dan Telekomunikasi diantaranya sebagai
berikut:
1. Tersedianya
media sosial modern sehingga mampu memberikan kemudahan untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
2. Adanya peran
peran pemerintah dengan koperasi dan perusahaan swasta dalam bidang pos dan
telekomunikasi yang hal tersebut dapat memperbaiki struktur permodalan,
meningkatkan kemampuannya untuk melakukan pembangunan dalam jangka waktu
panjang dan membuat Indonesia berhasil memasuki pasar modal internasional.
3. Tersedianya
pusat pendidikan, pelatihan dan penyuluhan bagi karyawan yang akan bekerja
dalam bidang Pos dan Telekomunikasi, sehingga akan mempertajam tingkat
profesionalitas dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
0 komentar: