Manajemen Keuangan


MANAJEMEN KEUANGAN

A.             Definisi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah manajemen yang berhubungan dengan langkah untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan dan bagaimana penggunaannya dalam rangka mencapai tujuan.[1] Sedangkan menurut para ahli definisi manajemen keuangan adalah:
1.        James Van Horne: segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh.
2.        Liefman: usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva. 
3.        Suad Husnan: manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
4.        Bambang Riyanto: keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. 

Ada tiga keputusan yang diambil dalam manajemen keuangan yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan mengenai dividen. Kegiatan mencari alternatif sumber dana menimbulkan adanya arus kas masuk, sementara kegiatan mengalokasikan dana dan pembayaran dividen menimbulkan arus kas keluar, maka manajemen keuangan sering disebut manajemen aliran (arus) kas. Keputusan-keputusan tersebut lebih jelasnya yaitu:


1.        Keputusan pendanaan atau pembelanjaan pasif
a.       Meliputi besarnya dana, jangka waktu penggunaan, asalnya dana serta, persyaratan-persyaratan yang timbul karena penarikan dana tersebut.
b.      Hasilnya tercermin di sebelah kanan dari neraca.
c.       Bisa diperoleh dari modal sendiri meliputi: saham preferen, saham biasa, laba ditahan dan cadangan, maupun modal asing jangka pendek maupun jangka panjang. Sumber dana jangka pendek, misalnya utang dagang, utang wesel, utang gaji, utang pajak. Sumber dana jangka panjang misalnya, utang bank, dan obligasi.

2.        Keputusan investasi atau pembelanjaan akti
a.         Pengalokasian dana bisa dalam jangka pendek berupa aktiva lancar atau jangka panjang berupa aktiva tetap.
b.         Tercermin di sisi aktiva (kiri) sebuah neraca. Komposisi aktiva harus ditetapkan misalnya berapa aktiva total yang dialokasikan untuk kas atau persediaan, aktiva yang secara ekonomis tidak dapat dipertahankan harus dikurangi, dihilangkan atau diganti.

3.        Keputusan mengenai dividen 
a.         Berhubungan dengan penentuan prosentase dari keuntungan neto yang akan dibayarkan sebagai uang dividen.
b.         Penentuan jumlah dividen dan pembelian kembali saham.
    
Hal-hal yang berkaitan dengan manajeman keuangan yakni manajemen sumber dana, manajeman penggunaan dana, dan pengawasan penggunaan dana.

a.        Sumber dana
Manajer keuangan harus dapat memilih sumber dana yang akan digunakan dalam perusahaan. Sumber dana itu dapat berasal dari dalam perusahaan dan dari luar perusahaan.
(1)        Dana dari dalam perusahaan
Perusahaan dapat memperoleh dana dari perusahaan dengan kebijakan menahan pembagian deviden. Para manajer keuangan harus dapat member argumentasi kepada pemegang saham agar sebagian keuntungan perusahaan disisihkan untuk memperbesar dana yang sudah ada. Manajer keuangan harus member alas an yang tepat agar rapat umum pemegang saham menyetujui sebagian laba ditahan untuk meningkatkan aset perusahaan.

(2)          Dana dari luar perusahaan
Perusahaan dapat memperoleh dana dari luar seperti pasar modal, pinjaman dari bank, dan sumber-sumber yang lainnya. Dana dari luar perusahaan dapat berbentuk modal perusahaan dan pinjaman. Jika perusahaan menerik dana dengan cara menjual saham, dana tersebut menjadi modal sendiri. Artinya, jumlah saham yang beredar bertambah banyak. Pemegang saham adalah pemilik dan mereka berhak mendapat dividen.
Di lain pihak, dana dari luar perusahaan dalam bentuk pinjaman tidak begitu mempengaruhi kebijakan perusahaan. Konsekuensinya, perusahaan harus membayar bunga tanpa terikat dengan laba-rugi yang diperoleh perusahaan. Pemilihan bentuk dana dari luar tergantung dari beberapa pertimbangan, tetapi secara umum kebutuhan aktiva lancar harus menggunakan dana sendiri, sedangkan investasi sebaiknya menggunakan pinjaman.

b.        Penggunaa dana
Dana yang ada pada perusahaan, baik yang bersumber dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan harus digunakan sebaik mungkin. Hal ini bertujuan agar nilai perusahaan semakin meningkat pada masa yang akan dating. Dana itu dapat digunakan untuk hal-hal berikut:

(1)          Penanaman modal jangka pendek
Penanaman modal jangka pendek diwujudkan dalam usaha yang bersifat sementara, seperti pembelian surat berharga, tabungan dan penanaman modal lainnya. Karena sifatnya jangka pendek, pembelian surat berharga harus dalam bentuk yang cepat dijual kembali. Jika dalam bentuk tabungan di bank, dana tersebut harus dapat dicairkan kapan pun pada saat dibutuhkan.
(2)          Penanaman modal jangka panjang
Penanaman modal jangka panjang diwujudkan dalam usaha-usaha yang bersifat permanen, seperti pembangunan gedung bertingkat atau pemberian pinjaman dengan jangka waktu pengembalian lebih dari satu tahun. Penanaman modal seperti itu harus dilakukan dengan hati-hati karena jika terjadi kesalahan akan sulit diperbaiki.

c.         Pengawasan penggunaan dana
Dana yang digunakan harus diawasi penggunaannya agar sesuai dengan rencana dan tujuan  yang telah ditetapkan. Kesalahan penggunaan dana dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Untuk efisiensi dan efektivitas, sebaiknya perusahaan menetapkan pola penggunaan dana yang disertai pola pengawasannya.

B.               Fungsi Manajemen Keuangan         
Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggungjawab manajer keuangan. Meskipun tugas dan tanggungjawabnya berlainan disetiap perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu perusahaan.[2] Dana diperoleh dari sumber ekstern dan dialokasikan untuk berabagai bentuk penggunaan. Arus dana yang terjadi dalam kegiatan operasi perusahaan harus dipantau. Penyedia dana akan menerima imbalan dalam bentuk laba usaha, pembayaran kembali, produk dan jasa.
Dengan demikian tugas pokok manajer keuangan adalah merencanakan untuk memperoleh dana dan menggunakan dana tersebut untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Kegiatan penting yang harus dilakukan mamajer keuangan dalam mengatur manajemen keuangan agar maksimal, mencakup empat aspek yaitu:

1.             Dalam perencanaan dan peramalan, dimamna manajer keuangan harus bekerja sama dengan manajer lain yang ikut bertanggungjawab atas perencanaan umum perusahaan.

2.             Manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi dan pembiayaan, serta segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Perusahaan yang berhasil biasanya mengalami laju pertumbuhan penjualan yang tinggi dan memerlukan dukungan penambahan investasi dari perusahaan.

3.             Manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain di perusahaan agar dapat beroprasi seefisien mungkin. Semua keputusan bisnis menyangkut dampak keuangan, dan semua manajer baik manajer keuangan maupun manajer bukan keuangan perlu mempertimbangkan aspek keuangan tersebut.

4.             Dalam penggunaan pasar uang dan pasar modal, yakni bagaimana manajer keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, dimana dana dapat diperoleh dan surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan.

Dari empat aspek tersebut dapat diketahui bahwa tugas pokok  manajer keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam menjalankan fungsinya, tugas manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


C.              Kedudukan Manajemen Keuangan pada Struktur Organisasi Perusahaan

Pada hirarki perusahaan, jabatan Direktur Keuangan dianggap tinggi, karena bidang keuangan merupakan titik pusat pengambilan keputusan ditingkat pimpinan puncak.[3] Dewan Komisaris mewakili pemegang saham dan memiliki wewenang penuh atas kegiatan operasi perusahaan. Direktur Utama adalah pejabat yang menerima laporan dari para direktur. Salah satu jabatan direktur adalah Direktur Keuangan yang bertanggung jawab atas perumusan kebijakan keuangan diperusahaan.
Direktur keuangan juga bekerja sama dengan direktur lain dalam mengambil keputusan di bidangnya masing-masing, yang juga mencakup aspek keuangan. Tugas lain direktur keuangan adalah melakukan analisis keuangan, yang dibantu oleh bendaharawan/manajer keuangan perusahaan (treasurer) dan bagian akuntansi (controller).
Tugas staf keuangan adalah mendapatkan dan mengoperasikan sumber-sumber daya sehinggadapat memaksimalkan nilai perusahaan dengan berbagai aktivitas.[4] Dan aktivitas-aktivitas tersebut yaitu: 

1.   Peramalan dan perencanaan: mengkoordinasi proses perencanaan yang akan membentuk masa depan perusahaan. 
2.   Keputusan-keputusan investasi dan pendanaan: membantu menentukan tingkat penjualan perusahaan yang optimal, memutusakan aset spesifik yang harus diperoleh, dan memilih cara terbaik untuk mendanai aset. 
3.  Koordinasi dan kontrol: berinteraksi dengan karyawan-karyawan lain untuk memastikan bahwa perusahaan telah beroperasi seefisien mungkin. 

4.   Berinteraksi dengan pasar keuangan: berinteraksi untuk mendapatkan atau menanamkan dana perusahaan. 
5.  Manajemen risiko: bertanggung jawab untuk program manajemen risiko secara keseluruhan termasuk mengidentifiksi risiko dan kemudian mengelolanya seefisien.

Fungsi keuangan dalam organisasi biasanya dipisahkan antara dua jabatan, yaitu treasurer (bendaharawan) dan administrasi pembukuan atau akuntansi (controller). Treasurer bertanggungjawab atass perolehan (akuisisi) dana dan pengamanannya. Tanggungjawab controller adalah mencatat (accounting), melaporkan (reporting) dan pengendalian (control).
Disamping tanggungjawab pokok tersebut, kedua posisi tersebut juga bertanggungjawab atas beberapa hal yang berkaitan. Misalnya: tanggungjawab seorang treasurer adalah pengadaan uang tunai, sehingga kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan uang tunai berhubungan dengan bank komersial maupun penyedia uang lainnya.
Laporan keuangan yang harus dibuat adalah laporan tentang posisi kas harian dan posisi modal kerja, dan juga bertanggungjawab atas penyusunan anggaran kas. Meskipun tanggungjawab pembuatan laporan (reporting) berada ditangan controller, treasurer pada umumnya membuat laporan arus kas dan cadangan uang tunai. Biasanya treasurer juga bertnaggungjawab atas manajemen kredit, asuransi dan urusan pension.
Fungsi pokok controller adalah mencatat dan membuat laporan tentang informasi keuangan perusahaan. Tugas lain controller adalah dalam penyusunan anggaran dan laporan keuangan, yaitu dua alat penting yang digunakan dalam proses pengendalian perusahaan. Tugas tambahan lain adalah dalam hal urusan penggajian, pajak dan audit/pemeriksaan (internal auditing).
Pada perusahaan kecil, pemilik perusahaan dapat menjalankan sendiri fungsi treasurer dan controller, atau seorang pejabat keuangan dapat menjalankan kedua fungsi tersebut, dengan sebutan treasurer, controller, ataupun direktur keuangan.     
Kedudukan Manajemen Keuangan pada Struktur
Organisasi Perusahaan






                                                                                          






Direktur                   Direktur               Direktur
 Produksi                 Pemasaran           Keuangan
                                                           

                                                                        Bendahara                   Administrasi
                                                                        (Treasurer)                   Pembukuan
                                                                                                            (controller)
           
Beberapa perusahaan besar menambahkan jabatan baru pada struktur organisasinya, yaitu sekretaris perusahaan yang pada hakekatnya tugasnya lebih banyak menyangkut bidang keuangan. Sekretaris perusahaan bertanggungjawab atas proses komunikasi yang menyangkut masalah keuangan perusahaan, masalah-masalah di bidang hukum dan menjadi notulen pada pertemuan manajemen puncak. Tugas lain sekretaris perusahaan adalah menyimpan dokumen kepemilikan perusahaan, laporan keuangan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan dalam mencari pinjaman.
Sejarah perusahaan dan kemampuan perorangan para manajer sangat mempengaruhi luasnya tanggungjawab jabatan bidang keuangan. Seorang manajer keuangan yang aktif dan berkemampuan tinggi akan selalu berperan dalam kebijaksanaan dan keputusan manajemen puncak, dan seringkali merupakan ajang latihan untuk meniti karir menuju posisi puncak di perusahaan, yaitu sebagai direktur utama.
Peranan aspek keuangan biasanya sangat erat hubungannya dengan manajemen puncak pada struktur organisasi perusahaan, oleh karena keputusan-keputusan di bidang keuangan menentukan hidup matinya perusahaan. Semua kejadian penting dalam perusahaan mengandung aspek keuangan didalamnya.

Keputusan tentang penambahan suatu lini produk baru atau mengurangi ketergantungan pada produk lama, mengadakan perjanjian sewa-menyewa, pembagian deviden dan membeli kembali saham perusahaan, kesemuanya ini merupakan contoh peristiwa yang tidak bisa mengabaikan aspek keuangan. Keputusan-keputusan tersebut mempunyai dampak terhadap profitabilitas jangka panjang perusahaan, dan oleh karena itu memerlukan pertimbangan dari manajemen  puncak. Dengan demikian bidang keuangan selalu terlibat dalam keputusan tingkat atas di dalam perusahaan.

D.             Tujuan Manajemen Keuangan

Sebuah teori baru tentang sifat dasar perusahaan yang dikenal dengan “teori kontraktual”.[5] Dalam teori tersebut, suatu perusahaan dianggap sebagai suatu pengikatan kontrak, baik secara nyata maupun tidak nyata, yang dicirikan oleh adanya peranan berbagai unsur dalam organisasi (karyawan, manajer, pemilik, kreditur) yang masing-masing mempunyai hak dan kewajiban menurut kadarnya.
Berdasarkan teori tersebut dapat diketahui bahwa tujuan manajemen keuangan adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Hal tersebut terkonsep dalam sebuah aspek yang harus dipertimbangkan oleh manajer keuangan yakni:

1.              Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang perusahaan.
2.              Secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan faktor risiko.
3.              Manajemen harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan.
4.              Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih menekankan pada aliran kas daripada laba bersih dalam pengertian akuntansi.
5.              Tidak mengabaikan sosial objektif dan kewajiban sosial, seperti lingkungan eksternal, keselamatan kerja, dan keamanan produk.

 Akan tetapi dibalik tujuan tersebut masih ada konflik potensial, yaitu antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Adanya tujuan memaksimalkan perusahaan tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya dalam mencari kenaikan nilai sahan dengan mengorbankan para pemegang obligasi.
Aspek terpenting dalam tujuan manajemen keuangan adalah pertimbangan terhadap tanggungjawab social yaitu:
1.             Manajemen keuangan menuju kepada memaksimalisasi harga saham, maka diperlukan manajemen pengoprasian yang baik dan efisien sesuai dengan pola permintaan konsumen.
2.              Manajemen keuangan memaksimalkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang.
3.             Manajemen keuangan memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai resiko terhadap arus pendapatan perusahaa.
4.             Mutu dari arus dana yang diharapkan diterima di masa yang akan datang mungkin beragam.

Akan tetapi faktor-faktor luar seperti pencemaran lingkungan, dan menjaga keselamatan kerja mmenjadi semakin penting untuk dipertimbangkan. Sebagai unit ekonomi yang kegiatannya mempunyai dampak nyata, perusahaan harus mempertimbangkan semua kebijakan dan kegiatannya tehadap masyarakat luas. Fluktuasi di semua tingkat kegiatan bisnis dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kondisi pasar keuangan merupakan aspek pentimg dari lingkungan  luar.
           
 Dasar-dasar fungsi keuangan harus diterapkan dalam segala bentuk organisasi. Keunikan dari organisasi bisnis adalah prestasinya yang secara langsung diukur oleh disiplin pasar keuangan. Pasar keuangan secara kontinyu akan melakukan penilaian terhadap saham perusahaan, sehingga sama saja dengan pengukuran terhadap prestasi perusahaan.[6] Konsekuansi pengukuran yang kntinyu terhadap perusahaan oleh pasar modal adalah perubahan tingkat penilaiannya.

E.              Perubahan Peranan Manajemen Keuangan

Pada awal tahun 1900-an, ketika bidang keuangan untuk pertama kali tumbuh sebagai bidang studi yang berdiri sendiri, penekenananya lebih banyak pada hal yang menyangkut hokum seperti penggabungan usaha (merger), konsolidasi perusahaan, pembentukan perusahaan baru dan penerbitan berbagai jenis surat berharga perusahaan.
Ketika industralisasi mulai berkembang pesat,masalah kritis yang dihadapi perusahaan adalah dalam pencarian modal dalam perluasan usaha. Pasar modal saat itu masih primitive, dan pemindahan dana dari pemilik perorangan ke dunia usaha masih mengalami kesulitan. Laporan akuntansi tentang laba usaha dan nilai harta boleh dikatakan tidak handal, dan perdagangan saham oleh orang dalam perusahaan dan para manipulator menyebabkan harga saham sangat berfluktuasi. Sebagai akibatnya, para investor mennolak untuk membeli saham obligasi.
Pada situasi semacam itu, dengan mudah dapat dimengerti mengapa bidang keuangan memusatkan perhatiannya pada maslah-masalah hokum tentang penerbitan surat berharga.
Perkembangan manajemen keuangan berkembang lebih cepat selama akhir periode tahun 1950-an. Bila pada masa sebelumnya perhatian manajemen lebih banyak ditujukan pada sisi sebelah kanan neraca (yaitu hutang dan  modal), maka perhatian mulai beralih pada analisis harta.
Perhatian manajemen keuangan juga mulai beralih dari sudut pandang pihak luar ke sudut pandang intern perusahaan, oleh karena keputusan di bidang keuangan di anggap sebagai masalah pokok perusahaan secara keseluruhan. Bahan-bahan yang bersifat deskriptif dan institusional masih terus dipelajari, akan tetapi harus di dalam konteks keputusan keuangan perusahaan.

F.               Dampak Inflasi terhadap Manajemen Keuangan

Inflasi telah menyatu dengan lingkungan ekonomi dan harus dipandang sebagai suatu pertimbangan penting pada keputusan-keputusan keuangan perusahaan. Kekhawatiran terhadap berlanjutnya inflasi berpengaruh kuat pada berbagai kebijakan di bidang keuangan. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen keuangan yang terkait dalam inflasi:

a.        Suku Bunga
Suku bunga yang harus dihasilkan dari setiap surat berharga pada kondisi tanpa inflasi disebut “suku bunga sebenarnya” (real interest rate). Suku bunga yang di awasi oleh pasar keuangan disebut “suku bunga nominal” yang merupakan suku bunga sebenarnya yang ditambah dengan “premi inflasi”. Premi inflasi mencerminkan laju inflasi yang diharapkan dalam jangka panjang.[7] Akibatnya, suatu kenaikan laju inflasi yang diperkirakan akan diterjemahkan dalam bentuk timgginya suku bunga. Jadi dapat kita ketahui bahwa inflasi menyebabkan biaya untuk memperolehdana semakin mahal bagi siapapun.

b.        Kesulitan-kesulitan Perencanaan
Perusahaan bisnis beroprasi atas dasar rencana jangka panjang. Sebagai contoh: sebuah perusahaan yang membangun pabrik, tentu di dahului dengan analisis mendalam tentang pendapatan dan biaya, yang diperkirakan seoanjang umur pabrik tersebut. Pada kondisi terbaikpun, membuat perkiraan pendapatan dan biaya bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Pada kondisi inflasi yang membumbung cepat, dimana biaya-biaya bahan baku dan upah tidak menemtu, sangat diperlukan ramalan-ramalan yang tepat meskipun sulit dilakukan.

c.         Permintaan terhadap Modal
Inflasi menyebabkan naiknya jumlah modal yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan bisnis dalam volume tertentu. Jika barang persediaan terjual, maka barang tersebut harus digantikan dengan barang pengadaan yang lebih mahal. Sehingga para manajer keuangan mencari tambahan modal, pengusaha moneter (pemerintah) mencoba membatasi besarnya dana yang bias di pinjamkan untuk menekan laju inflasi.

d.        Harga Obligasi Menurun
Jika suatu bunga meningkat, maka harga obligasi jangka panjang akan  menurun. Dalam usaha menghindari kerugian karena turunnya modal, pemberi pinjaman akan mulai:
(1)             Meminjam lebih banyak dana dalam jangka pendek ketimbang dalam bentuk hutang jangka panjang
(2)             Mengharuskan dan memaksa obligasi yang suku bunganya bergerak sesuai dengan “suku bunga umum” yang diukur dengan indeks suku bunga.

e.         Masalah Akuntansi
Jika laju inflasi sangat tinggi, maka laba yang dilaporkan pada perhitungan rugi-laba akan terlalu tinggi. Penjualan persediaan yang biaya pengadaanya rendah menghasilkan laba yang dilaporkan lebih tinggi, akan tetapi arus kas berkurang ketika perusahaan harus mengisi kembali persediaan dengan biaya pengadaan kembali yang lebih mahal. Jika perusahaan merencanakan pembayaran deviden dan menambah mesin berdasarkan apa yang ditulis dalam laporan keuangan, maka hal ini bisa menimbulkan masalah keuangan yang pelik.

Inflasi merupakan pengalaman baru yang mengganggu dan menantang para manajer keuangan. Jika inflasi tersebut terus berulang, maka praktek dan kebijakan manajemen keuangan akan tetap mengalami modifikasi yang lebih jauh.

G.                        Analisis Rasio Keuangan
     Analisis rasio keuangan menggunakan data keuangan yang diambil dari neraca dan ikhtisar rugi/laba, dan ikhtisar laba ditahan. Adapun hubungan antara ketiga laporan tersebut yakni neraca merupakan pernyataan tentang posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu, sedangkan ikhtisar rugi/laba menunujukkan hasil kegiatan operasi selama periode waktu tertentu.
Adapun beberapa jenis rasio keuangan adalah sebagai berikut:
a.    Rasio Likuiditas
Yakni mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pada umumnya perhatian pertama dari analisis keuangan adalah likuiditas. Walaupun analisis likuiditas yang lengkap memerlukan adanya penganggaran kas, analisis rasio dengan menggunakan uang tunai (kas) dan harta lancar lainnya terhadap utang lancar dapat memberikan ukuran likuiditas yang cepat dan mudah digunakan.          Dua rasio likuiditas yang umum digunakan adalah: Rasio Lancar
Rasio lancar dihitung dengan membagi harta lancar dengan kewajiban lancar. Biasanya harta lancar terdiri dari kas, surat berharga, piutang dan persediaan. Sedangkan kewajiban lancar terdiri dari hutang dagang, hutang bank jangka pendek, hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun, pajak yang harus dibayar dan biaya-biaya lain yang masih harus dibayar (terutama gaji dan upah). Adapun cara penghitungannya adalah:
                                                       Harta Lancar_____        
            Rasio Lancar =    Kewajiban Lancar

b.   Rasio Laverage
Yaitu mengukur perbandingan antara dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana yang berasal dari kreditor perusahaan, mengandung beberapa implikasi. Berkaitan dengan hal ini ada dua pendekatan yang dilakukan yakni:
·      Jumlah hutang terhadap jumlah harta.
Rasio jumlah hutang terhadap jumlah harta biasanya disebut rasio hutang (debt ratio), yang mengukur persentase jumlah dana yang disediakan para kreditor. Adapun cara penghitungannya adalah:
                                             Jumlah hutang
Rasio Hutang =     
         Jumlah Harta
·      Laba terhadap biaya bunga (Times Interest Earned).
Rasio laba terhadap biaya bunga yang juga disebut rasio penutupan (coverage ratio) dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan biaya bunga. Cara penghitungannya yakni:

                                                  Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)
Laba terhadap biaya bunga =           
                                                                  Beban bunga
                                                Laba sebelum pajak + Beban bunga
                                           = 
                                                                              Beban bunga
c.    Rasio Aktivitas
Yaitu mengukur seberapa efektif suatu perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dikelolanya. Adapun pada rasio aktivitas (activity ratio) tedapat perputaran-perputaran hasil produksi yang dapat dihitung dengan rumus:
                                          Penjualan
Perputaran persediaan =                                              kali
                                                       Persediaan

                                          Penjualan
Perputaran harta         =                                          …   kali
                                        Jumlah Harta


d.   Rasio Profitabilitas
Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan.
·         Marjin Laba atas Penjualan
Marjin laba atas penjualan (profit margin on sales) dihitung dari laba bersih sesudah pajak dengan penjualan, menghasilkan laba untuk setiap rupiah (atau satuan moneter lain) penjualan.


                                                Laba Bersih
Marjin Laba =                                                           …    persen
                                                Penjualan

·         Hasil pengembalian harta
Hasil pengembalian terhadap jumlah harta (return on total assets) mencoba mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdayanya, yang kadang-kadang disebut hasil pengembalian atas investasi (return on investment, ROI).
                                                            Laba Bersih + Bunga (1-T)
Hasil pengembalian harta =                                                                
                                                          Total Harta

e.    Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan (growth ratio) mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinnya maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

f.     Rasio Penilaian
Rasio penilaian mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi. Rasio penilaian (valuation ratio) merupakan ukuran yang paling lengkap tentang prestasi perusahaan, karena mencerminkan rasio resiko (dua rasio pertama) dan rasio pengembalian (tiga rasio berikutnya). Rasio penilaian sangat penting karena rasio tersebut berkaitan langsung dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan dan kekayaan para pemegang saham.





[1] Teori tersebut tertuang dalam buku Manajemen Keuangan karya J. West Waston dan Thomas E. Copelan (1991a, 1991b).
2 Pembagian deviden berarti memutuskan bagaiman perusahaan membayar imbalan kepada para investor atas penggunaan dana mereka.
[3] Untuk lebih memahami mengenai kedudukan manajemen keuangan dalam struktur organisasi perusahaan tersebut, dapat dibaca pada buku karangan J. Fred Weston yang dialih bahasa oleh Jaka Wasana dan Kirbrandoko (1992).
[4] Untuk lebih memahami tentang tugas staf keuangan dapat di bisa di baca dalam buku karangan (Brigham & Houston: 2006, 18).
[5] Suatu ringkasan yang mengacu pada keaslian dan perkembangan teori tersebut, dapat dibaca dalam buku karangan Alchiian (1882). Baca juga Fama dan Jensen (1883a, 1883b).
[6] Pasar keuangan menyajikan penilaian perusahaan yang sahamnya diperdagangkan. Hubungan antara tingkat pengembalian dan resiko merupakan dasar penilaian perusahaan yang saham kepemilikannya diperdagangkan secara aktif, baca buku karangan J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland (1992a, 1992b).
[7] Dari tahun 1982 hingga (april 1985) laju inflasi di AS berkisar antara 4-6 persen yang dikurangkan terhadap suku bunga nominal menghasilkan suku bunga sebenarnya yang di AS dianggap tinggi. Laju inflasi yang tidak menentu di masa akan datang menyebabakan tingginya premi inflasi tersebut. 

0 komentar:

Copyright © 2012 Memo of Me.