Pages

Selasa, 23 April 2013

Makalah Tafsir Ayat Ekonomi II



BAB II
PEMBAHASAN

A.          Ayat-Ayat Terkait

1.   Al-Jatsiyah ayat 13

t¤‚y™ur /ä3s9 $¨B ’Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur ’Îû ÇÚö‘F{$# $Yè‹ÏHsd çm÷ZÏiB 4 ¨bÎ) ’Îû šÏ9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 šcr㍩3xÿtGtƒ ÇÊÌÈ
Artinya: “Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.”

a.      Tafsir Mufradat
Menurut tafsir Abu Qosim Husain bin Muhamad al-Ashfihaniey kata  سخَّر  memiliki arti mengarahkan pada tujuan tertentu dengan paksaan atau bisa juga memiliki makna sesuatu yang didatangkan untuk dipergunakan. Maksudnya Anugerah yang dilimpahkan oleh Allah SWT  merupakan sebuah sarana guna mendapatkan keridhoaan-Nya, salah satu caranya yaitu dengan melakukan perniagaan (transaksi jual beli yang diperkenankan oleh Syari’) dengan apa yang didapatnya dari segala sesuatu yang tersimpan di bumi.
Menurut tafsir Muhammad Teungku Hasbi Ash Shieddieqy kata سخَّر   memiliki arti menundukkan, maksudnya Allah telah menundukkan segala yang ada di langit dan di bumi untuk kemaslahatan umat. Manusia dengan kekuatan akal dan pikiran yang diberikan oleh Allah dapatlah memanfaatkan  alam untuk mencapai tujuan-tujuannya, misalnya seperti melakukan berbagai transaksi ekonomi dengan memanfaatkan  berbagai sumber daya alam yang ada.[1]
Kata سخَّر  yang memiliki arti menundukkan dipahami dalam arti semua bagian-bagian alam yang terjangkau dan berjalan atas dasar satu sistem yang pasti kait-berkait dan dalam bentuk konsisten. Allah menetapkan hal tersebut dan dari saat ke saat mengilhami manusia tentang pengetahuan fenomena alam yang dapat mereka manfaatkan untuk kemaslahatan dan kenyamanan hidup manusia
Jadi dapat disimpulkan bahwa Allah SWT telah menundukkan semua makhluk ciptaan-Nya yang ada di langit dan di bumi agar dengan demikian, manusia dapat menggunakan dan memanfaatkannya untuk kepentingan mereka dalam melaksanakan tugas sebagai khalifah Allah di bumi. Hal ini berarti bahwa manusia wajib berusaha mencari faedah dan kegunaan ciptaan Allah bagi mereka.

b.      Kandungan Ayat
Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan tanda-tanda yang menunjuk kepada ketuhanan-Nya dan keesaan-Nya. Di antaranya adalah menundukkan laut dan segala apa yang berada di langit dan di bumi supaya kita bisa mengambil manfaatnya untuk kepentingan kemaslahatan umat manusia.

c.       Asbabul Nuzul: __


2.   Al-Hajj ayat 65

óOs9r& ts? ¨br& ©!$# t¤‚y™ /ä3s9 $¨B ’Îû ÇÚö‘F{$# y7ù=àÿø9$#ur “̍øgrB ’Îû Ìóst7ø9$# ¾Ín͐öDr'Î/ à7Å¡ôJãƒur uä!$yJ¡¡9$# br& yìs)s? ’n?tã ÇÚö‘F{$# žwÎ) ÿ¾ÏmÏRøŒÎ*Î/ 3 ¨bÎ) ©!$# Ä¨$¨Z9$$Î/ Ô$râäts9 ÒO‹Ïm§‘ ÇÏÎÈ
Artinya: “Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. dan dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.”

a.      Tafsir Mufradat
Kata  Úö‘F{$# ’Îû $¨B t/ä3s9 t¤‚y™ menurut tafsir M. Quraish Shihab, memiliki arti menundukkan semua yang ada di bumi sesuatu agar dapat dimanfaatkan, padahal sesuatu itu menurut sifatnya atau keadaannya enggan tunduk, tanpa penundukkan Allah. Penundukkan itu antara lain  melalui pengilhaman manusia tentang sifat, ciri, bawaan sesuatu, sehingga pada akhirnya ia dapat tunduk dan di manfaatkan manusia.[2]
Ahmad Mustafa Al-Maraghi menafsirkan Úö‘F{$# ’Îû $¨B t/ä3s9 t¤‚y™ yaitu bahwa Allah sesungguhnya telah menundukkan segala yang ada di muka dan di perut bumi agar manusia  memanfaatkan dalam berbagai kemaslahatan dan kebutuhannya, serta mempergunakannya dalam berbagai urusan penghidupan yang dikehendakinya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa di antara nikmat yang telah diberikan kepada manusia ialah Allah telah menundukkan dan memudahkan bagi manusia segala yang terkandung di dalam bumi dan segala yang ada di permukaannya, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup dan kehidupan manusia. Manusia diberi pengetahuan dan kemampunan menanamkan dan menyuburkan tanaman, menggali barang-barang tambang yang beraneka ragam macamnya.

b.      Kandungan Ayat
Dalam ayat ini menerangkan bahwa Kuasa dan limpahan karunia Allah dapat mengantar siapapun menydari kebesaran-Nya. Bukan hanya itu, ayat ini juga mnyatakan bahwa Allah memudahkan manusia untuk memanfaatkan da menggunakan apa yang ada di bumk ykani di daratan dan juga di lautan, karena sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada umatnya.

c.       Asbabul Nuzul: __

3.   Al-A’raf ayat 10

ô‰s)s9ur öNà6»¨Z©3tB ’Îû ÇÚö‘F{$# $uZù=yèy_ur öNä3s9 $pkŽÏù |·ÍŠ»yètB 3 Wx‹Î=s% $¨B tbrãä3ô±s? ÇÊÉÈ
Artinya: “Sesungguhnya kami Telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan, amat sedikitlah kamu bersyukur.”
a.      Tafsir Mufradat
Kata ·ÍŠ»yètB menurut tafsir Ahmad Mustafa Al-Maraghi memiliki arti  penghidupan, maksudnya sesuatu hal yang menyebabkan berlangsungnya penghidupan dan baik kehidupan manusia maupun binatang, berupa makanan, minuman dll. Ma’isyah ada dua macam yaitu, 1) hal yang bisa diperoleh karena sejak semula telah diciptakan oleh Allah seperti buah-buahan, air dll. 2) hal yang terjadi lewat usaha manusia. Dan kedua-duanya hanya bias diperoleh dengan anugah Allah, penguasaan dari-Nya, dan kemungkinan yang Dia berikan. Oleh karena itu, semuanya merupakan pemberian nikmat dari Allah, dan hal itulah yang menyebabkan kita wajib taat kepada Allah SWT.[3]
Kata ·ÍŠ»yètB memiliki makna bahwa Allah SWT menerangkan sebagian dari sekian banyaknya karunia yang telah dianugerahkan kepada hamba-Nya yaitu bahwa Dia telah menyediakan bumi ini untuk manusia tinggal dan berdiam di atasnya, bebas berusaha dalam batas-batas yang telah digariskan Allah SWT dan diberinya perlengkapan kehidupan. Kemudian disempurnakan-Nya dengan bermacam-macam perlengkapan lain agar mereka hidup di atas bumi ini dengan senang, tenang dan puas, seperti tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang, ikan dll.

b.      Kandungan Ayat
Ayat ini mengandung pengertian bahwasannya Allah SWT telah memberikan karunia yang sangat berlimpah bagi manusia di muka bumi. Semua karunia dan nikmat yang telah Allah SWT berikan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup jasmani baik secara perorangan maupun secara berkelompok yang akan dijadikan batu loncatan untuk memenuhi dan menjaga kesejahteraan hidup rohani guna kesucian diri dan mempersiapkan diri untuk hidup kekal di akhirat nanti serta memperoleh nikmat dan kebahagiaan abadi yang tak berkesudahan. Atas semua karunia dan nikmat yang tak terhitung banyaknya itu maka wajiblah manusia bersyukur, mensyukuri penciptanya, yaitu Allah swt.

c.       Asbabul Nuzul: __

4.   Nuh ayat 19-20
ª!$#ur Ÿ@yèy_ â/ä3s9 uÚö‘F{$# $WÛ$|¡Î0 ÇÊÒÈ (#qä3è=ó¡tFÏj9 $pk÷]ÏB Wxç7ß™ %[`$yÚÏù ÇËÉÈ
Artinya: “Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu.”
a.      Tafsir Mufradat
Menurut tafsir Quraish Shihab, kata  uÚö‘F{$# â/ä3s9@yèy_ artinya dijadikannya bumi sebagai hamparan. Maksudnya adalah Allah SWT telah menjadikan bumi sebagai hamparan yang luas untuk memberikan kemudahan bagi umat manusia untuk memanfaatkan segala sesuatu yang ada di muka bumi, serta kenyamanan yang dapat diraih darinya. Kata (Ja’ala) dalam Al-qur’an juga digunakan untuk menekankan manfaat yang dapat diperoleh dari sesuatu.[4]
Kata âÚö‘F{$# â/ä3s9@yèy_ digunakan al-qur’an untuk menekankan manfaat yang dapat diperoleh dari sesuatu yang dijadikan. Maksudnya Allah SWT telah menciptakan bumi yang terhampar luas agar manusia dapat memperoleh kemudahan memanfaatkannya serta kenyamanan yang dapat diraih darinya.
Menurut tafsir Izzuddin Khatib At Tamimi, kata Úö‘F{$# /ä3s9@yèy_ memiliki arti bahwa setiap Muslim sesungguhnya dituntut untuk bekerja keras, dan disarankan untuk menjelajahi bumi Allah yang maha luas ini, dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya, mencari rejeki, menambah pengalaman dan ilmu pengetahuan agar dapat rnencapai kemuliaan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Jadi dapat disimpulkan bahwa  nikmat yang telah dilimpahkan Allah SWT kepada manusia, yaitu penciptaan bumi sedemikian rupa, luas dan terhampar sehingga dapat dimanfaaatkan dengan mudah bagi manusia untuk melaksanakan kehidupan dan mencukupi semua kebutuhannya.

b.      Kandungan Ayat
Dalam surat ini mengandung pengertian bahwa apabila manusia mulai menghitung-hitung nikmat yang diberikan Allah SWT di bumi, maka Dia menyebutkan bahwa bumi itu disediakan dan ditundukkan untuk manusia dan juga Allah menyatakan karunia-Nya kepada manusia untuk mengeluarkan berbagai tambang dan kebaikan yang ada di dalam bumi.

c.       Asbabul Nuzul:__


5.   Al-Hadid ayat 25

ô‰s)s9 $uZù=y™ö‘r& $oYn=ߙ①ÏM»uZÉit7ø9$$Î/ $uZø9t“Rr&ur ÞOßgyètB |=»tGÅ3ø9$# šc#u”ÏJø9$#ur tPqà)u‹Ï9 â¨$¨Y9$# ÅÝó¡É)ø9$$Î/ ( $uZø9t“Rr&ur y‰ƒÏ‰ptø:$# ÏmŠÏù Ó¨ù't/ Ó‰ƒÏ‰x© ßìÏÿ»oYtBur Ä¨$¨Z=Ï9 zNn=÷èu‹Ï9ur ª!$# `tB ¼çnçŽÝÇZtƒ ¼ã&s#ß™â‘ur Í=ø‹tóø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# ;“Èqs% Ö“ƒÌ“tã ÇËÎÈ

Artinya: “Sesungguhnya kami Telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan Telah kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”

a.      Tafsir Mufradat
Kata $uZø9t“Rr&  menurut tafsir Muhammad Teungku Hasbi Ash Shieddieqy memiliki makna bahwa Allah menjadikan besi yang dapat kita pergunakanuntuk alat senjata, mesin-mesin industri, alat-alat pengangkutan laut, darat dan udara, alat-alat pertukangan, dan sebagainya, yang mendatangkan kemanfaatan bagi kehidupan manusia.[5]
Kata šc#u”ÏI  menurut tafsir M. Quraish Shihab memiliki arti neraca, dan menafsirkannya sebagai neraca yang digunakan menimbang sesuatu. Ini, karena keharmonisan hubungan ditandi oleh kejujuran yang antara lain dengan menggunakan neraca/timbangan dalam berinteraksi jual beli. Sehingga karunia yang telah diberikan oleh Allah dapat dimanfaatkan sesuai dengan pencitaannya.

b.      Kandungan Ayat
Kandungan ayat ini menguraikan bahwa tujuan Allah mengutus para Rasul dan menurunkan kitab suci dan neraca agar manusia menegakkan keadilan dan hidup dalam satu masyarakat yang adil. Ayat diatas dapat juga dipahami sebagai nasihat kepada mereka yang selama ini belum bersungguh-sungguh menggunakan anugrah Allah sesuai dengan tujuan diciptakannya.

c.       Asbabul Nuzul: __

B.           Munasabah Ayat

Dalam Q.S. Al-Jatsiyah ayat 13 mengandung makna bahwa Allah SWT telah menundukkan semua makhluk ciptaan-Nya yang ada di langit dan di bumi agar dengan demikian, manusia dapat menggunakan dan memanfaatkannya untuk kepentingan mereka dalam melaksanakan tugas sebagai khalifah Allah di bumi. Hal ini berarti bahwa manusia wajib berusaha mencari faedah dan kegunaan ciptaan Allah bagi mereka.
Kemudian dalam Q.S. ah-Hajj ayat 65 dijelaskan pula bahwa di antara nikmat yang telah diberikan kepada manusia ialah Allah telah menundukkan dan memudahkan bagi manusia segala yang terkandung di dalam bumi dan segala yang ada di permukaannya, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup dan kehidupan manusia. Manusia diberi pengetahuan dan kemampunan menanamkan dan menyuburkan tanaman, menggali barang-barang tambang yang beraneka ragam macamnya.
Selanjutnya diperjelas dalam Q.S. Al-A’raf ayat 10 bahwasannya semua karunia dan nikmat yang telah Allah SWT berikan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup jasmani baik secara perorangan maupun secara berkelompok, guna kesucian diri dan mempersiapkan diri untuk hidup kekal di akhirat. Atas semua karunia dan nikmat yang tak terhitung banyaknya itu maka wajiblah manusia bersyukur.
Begitu pula dijelaskan dalam Q.S. Nuh ayat 19-20 yang mengandung pengertian bahwa apabila manusia mulai menghitung-hitung nikmat yang diberikan Allah SWT di bumi, maka Dia menyebutkan bahwa bumi itu disediakan dan ditundukkan untuk manusia dan juga Allah menyatakan karunia-Nya kepada manusia untuk mengeluarkan berbagai tambang dan kebaikan yang ada di dalam bumi.
Dan selanjutnya dalam Q.S. Al-Hadid ayat 25 menyatakan bahwa tujuan Allah mengutus para Rasul dan menurunkan kitab suci dan neraca agar manusia menegakkan keadilan dan hidup dalam satu masyarakat yang adil, baik dalam bertransaksi maupun dalam memutuskan perkara.



[1] Muhammad, Teungku Hasbi Ash Shieddieqy, Tafsir An-Nuur, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2006) hlm. 3008
[2] Quraish, M. Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) hlm. 115
[3] Mustofa, Ahmad Al-maraghi, Tafsir Al-Maragi, (Semarang: CV. Toha Putra, 1993).
[4] Quraish, M. Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002)
[5] Muhammad, Teungku Hasbi Ash Shieddieqy, Tafsir An-Nuur, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar