BINGKAI KELABU
Ku intip
celah langit
Yang tak
lagi melukiskan cahaya jingganya
Perlahan….
Bayang-bayang kelam pun mulai berarak
pada
pijakan ragaku
Menyelimuti
seonggok tulang yang terbungkam bisu
Malam
jatuh…
Menyapa
seruas jiwa yang rapuh
Membalut
luka yang tertanam kelu
Pada
sayatan batinku
Ruah
menujah dada keringku
Jiwaku
meronta menahan perih yang mendera
Membuatku
terpuruk dalam kesendirian kisah
Di sudut
penggalan masa lalu
Persetan…‼!
Aku muak
dengan senyuman tak berdosamu
Kau…Bagaikan
raga tak bernyawa
Menyusupkan
belati di sela gumpalan daging
Dan
perlahan menorehkan luka
Apa
salahku…
Hingga kau
hempaskan badai derita
Di setiap
tapak pijakku
Yang
begitu jauh dari senyum bahagiaku
Ya
Allah…Aku penyerumu…
Yang
menanggalkan cinta pada insan ciptaan_Mu
Yang Kau
tahu…Telah menyayat lembaran masa lalu
Yang
terkubur bisu dalam bingkai kelabu
Di
kerlingan bintang yang menatap sayu
Gejolak
jiwaku merintih menahan perih
Terlukis
semu bayangan indahmu
Menghujam
batin di relung sepiku
Ku coba
menakar senja di mata usia
Di mana
setitik embun bahagia menyapa
Kan ku
telusuri waktu di tepian duka
Melukis
cinta dengan bianglala
Ya
Tuhanku…Disinilah batas kemampuanku
Ku coba
menapak senyuman yang lama terbelenggu
Meringkuk
pilu dalam naungan cinta_Mu
Yang
takkan lekang terkikis waktu
BAHASA CINTA
Ku
menatapmu dengan kilatan sendu
Menyiratkan
sejuta cinta yang terbelenggu
Hati
ini tak mampu bersua
Bibirpun
membisu seribu bahasa
Ingin kugorekan rasa ini
dihamparan samudra
Apalah daya lembaran kisah tak
kuasa menyapa
Bagaikan raga terbelenggu jiwa
Menyisakan seribu bahasa dalam
tautan cinta
Ku
coba meniti senja dibalik luka
Dan
kuhamparkan kehangatan yang perlahan menyisir
kebekuanmu
Namun
hati ini tak sedikitpun kau sambut jua
Kini
bagiku hanya sebatas bingkai kelabu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar